"Dijah, kok nggak sekalian di masak kangkungnya?" teriak ummi dari dapur.
Aku yang barusan metikin 5 iket kangkung n beranjak ke kamar, bales jawab, "Ntar ah mi, capek."
Hehe, alesan.
"Kamu kan bentar lagi ngekos, dijah.. ntar masak sendiri kaya' temenmu tuh yang dah kuliah..," ummi balik nimpalin.
Dalem hati, iya juga sih.. dari dulu kalo di suruh masak bawaannya males mulu.. lagian ribet bumbu-bumbunya. Sayur sop, sayur asem, sayur lodeh, beda semua. Tumis, semur, balado, pepes, n berbagai jenis masakan lainnya. Perasaan segitu banyaknya masakan tapi kok ummi hafal banget yah bumbu-bumbunya?
Aha! Karena tiap hari ummi selalu masak! (iyalah.. kalo ummi nggak masak, kita-kita makan apa coba?) hehe.. Kalo gitu, aku juga harus belajar masak tiap hari donk? Waduh..
***
Kaya'nya yang namanya perempuan selalu identik dengan masak. Harus bisa masak, harus jago masak. Ntar kalo jadi ibu, harus bisa masak yang enak. Biar anak-anaknya seneng n nggak doyan jajan di luar.
Iya juga sih..
Ayah kerja di kantor, ibu masak di dapur..
Semua anak TK juga dah hafal,(diajarinnya gitu kok!)
Tapi kata sebagian orang,
"Ah, masak sih nggak penting, beli fastfood lebih gampang."
"Nggak bisa masak juga nggak pa-pa. ntar ada tukang masak di rumah."
"Masak nggak harus enak, yang penting anak-anak bisa makan."
Hmmm...
Emang sih, pendapat orang nggak harus sama. Boleh bilang kaya' gitu, tapi apa alesan mereka? Okelah, untuk orang berada, bisa gampang beli makanan atau masakan. Tapi, apa nggak mungkin anak-anaknya ada yang komplen,"Ma, kok kita makan fastfood terus sih? Sekali-kali donk ngerasain masakan buatan mama.."
Atau, masak seadanya, nggak liat kandungan gizinya.. Padahal anak-anak butuh nutrisi yang bagus buat perkembangan n pertumbuhan.
Semua kembali pada diri kita masing-masing.
Seberapa penting arti masak untuk kita.
Masak nggak harus mahal, yang penting sehat n bergizi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar